Jumat, 22 November 2013

Keunikan Diri Remaja

Keunikan Diri Remaja
Oleh: Muhamad Choirul Ichsan
Berbicara tentang remaja memang selalu menarik perhatian semua kalangan.  Tidak hanya  karena  remaja  merupakan  sosok  unik  ketika  melewati  fase  perubahan  fisik namun juga dari perubahan non fisik yang penuh gejolak, potensi dan kedinamisan. Remaja  lakilaki  dengan  perubahan  suara,  adanya  jakun,  atau  mulai  tumbuhnya payudara  pada  perempuan  menunjukkan  adanya  perubahan  fisik.  Sedangkan perubahan non fisik meliputi kelabilan emosi, perkembangan jiwa, dan pembentukan karakter yang sering ditemui dari gejala yang ditunjukkan dalam perilakunya.
Pakar psikologi  mengatakan  fase  ini  dikenal  dengan  proses  pencarian  jati  diri  dan pemahaman diri, penjajakan peranan dan kedudukannya dalam lingkungan. Dalam proses pencarian jati diri ini,  remaja  membutuhkan  kemandirian  yang menurut  Sutari  Imam  Barnadib  meliputi:  “Perilaku  mampu  berinisiatif,  mampu mengatasi  hambatan/masalah,  mempunyai  rasa  percaya  diri  dan  dapat  melakukan sesuatu  sendiri  tanpa  bantuan  orang  lain.”  Ada  suatu  dorongan  yang  kuat  untuk terlepas  dari  ketergantungan  dengan  orang  tua  ,  keinginan  dihargai  sebagai  orang dewasa dan mempunyai hak terhadap dirinya dalam berkeputusan.serta bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya.
Masa  remaja  adalah  masa  pembelajaran.  Meskipun  remaja  mendapatkan kesempatan  mengembangkan  potensi  diri  namun  tetap  memerlukan  bekal, bimbingan  dan  pengarahan  orang  tua,  pendidik  serta  dukungan  lingkungan  yang kondusif.  Membekali  mereka  dengan  pemahaman  sebuah  konsep  hidup yang benar sangat diperlukan dalam proses pencarian jati diri. Dengan bimbingan,  membentuk remaja  merasa  percaya  diri  karena  secara  kemampuan  mereka  belum teruji dalam menghadapi  tantangan  hidup.  Keterlibatan  orang  tua,  pendidik  dan  lingkungannya dalam memberikan pengarahan akan membentuk kesiapan mentalnya karena secara kejiwaan  remaja  masih  labil,  mudah  kebingungan  ketika  mengalami kesulitan dan kegagalan menjalani hidupnya.
Setiap tanggal 1 Desember,  dunia memperingati hari AIDS sedunia.  Dunia menyoroti tentang bahaya HIV/ AIDS yang mengancam jiwa manusia. Ibarat sebuah penyakit kanker yang siap memberangus setiap nyawa yang ditemuinya. Setiap tahun kita  terperangah  dengan  semakin  meningkatnya  orang  dengan  HIV/AIDS pecandu  narkoba.  HIV/AIDS  dan  narkoba  bukan  lagi  menjadi  endemik  ganda  yang mengancam  kehidupan  gemerlap,  bebas  dan  para  penjaja  seks  namun  sudah  mulai masuk dalam ranah kehidupan rumah tangga dan anakanak.
Mencuatnya kasus asusila tersebut, penulis berupaya menggaris bawahi  dari pada  indikator  yang  menyebabkan  terjadinya  prilaku  yang  menyimpang  melalui pendekatan  psikologis.  Setidaknya  ada  beberapa  indikator  yang  mengharuskan fenomena tersebut terjadi, diantaranya adalah :
1.    Muatan materi agama yang masih minim. Sudah menjadi rahasia umum, bahwasanya muatan materi pengetahuan agama pada  kurikulum  sekolah  umum  hanya diberikan  dua  jam  saja  dalam satu  minggu.
2.    Doktrin hidup bebas dan serba glamour seolah menjadi ideologi anak muda.  Pada  masa  muda,  terlebih  bagi  keluarga  yang  berada,  masa  muda  merupakan masa  indah,  yang  disesalkan  jika  tidak  dimanfaatkan  dan  dilewatkan  meski sedetikpun.  Kebebasan  merupakan  ideologi  dalam  berprilaku,  dan  apa  yang dilakukannya  merupakan  sebuah  kebenaran.
3.    Guru hanya sebagai pengajar bukan pendidik.  Pada kondisi perekonomian Indonesia yang carut marut, harga bahan bakar dan bahan pokok melambung tinggi, sedangkan pendapatan bulanan hanya cukup untuk beberapa hari saja.
4.    Problem  yang  ditimbulkan dalam keluarga mendominasi dari timbulnya prilaku menyimpang pada diri anak. Prilaku  menyimpang  anak  usia  pelajar  tidak  sepenuhnya  kesalahan  anak,  tapi bisa  saja  disebabkan  keharmonisan  dalam  keluarga  mulai  menipis dan  menghilang.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas.
1.    Industri  pornografi.  Luasnya  peredaran  materi  pornografi  memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan pola perilaku seks remaja.
2.    pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Banyak informasi tentang kesehatan reproduksi yang tidak akurat, sehingga dapat menimbulkan dampak pada pola perilaku seks yang tidak sehat dan membahayakan.
3.    pengalaman  masa  anakanak.  Dari  hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa remaja  yang  pada  masa  anakanak mengalami  pengalaman  buruk  akan mudah terjebak  ke  dalam  aktivitas  seks  pada  usia  yang  amat  muda  dan  memiliki kencenderungan untuk memiliki pasangan seksual yang bergantiganti.
4.    pembinaan  religius.  Remaja  yang  memiliki  kehidupan  religius  yang  baik, lebih mampu berkata ‘tidak’ terhadap godaan seks bebas dibandingkan mereka yang tidak memperhatikan kehidupan religius.
Selain itu faktor lain berasal dari diri remaja itu sendiri, contohnya seperti:
1.    Remaja memiliki persepsi yang salah tentang cinta. Misalnya, “Cinta itu memiliki dan harus mau berkorban”. Ketika anugerah cinta singgah di hatinya, ia tidak rela  hubungan  cintanya  disudahi.  Konsekuensinya, ia  pun  rela melakukan apa saja yang diinginkan pasangannya, termasuk melakukan perbuatan yang belum layak mereka lakukan.
2.    Tawaran  erotisme  dan  stimulasi  seksual  yang  seronok -vulgar,  yang disuguhkan media massa begitu deras mengalir di ruang publik. Hal tersebut sangat berdampak  buruk  pada  mentalitas para  remaja.  Tawaran  erotisme  dan  stimulasi seksual  tersebut  akan  menimbulkan  implikasi  psikologis  di  kalangan  remaja  yang sedang dalam proses transisi mencari identitas diri.
3.    Cinta dan seksualitas merupakan hal yang sangat menarik perhatian remaja. Hal  ini  disebabkan  karena  pada  masa  remaja  tersebut  segala  perangkat  seksualnya mengalami  perkembangan  pesat  dan  dorongan  seksualnya  pun  menjadi  hal  yang sangat akrab dalam kehidupan mereka. Cinta  dan  seks  adalah  dorongan  alami  yang  tak  dapat  dipisahkan  dalam perkembangan  setiap  manusia  yang  normal.  Dorongan  seks  tersebut sering menimbulkan masalah tetapi bukan tidak bisa diatasi. Seks harus dilihat dari konteks kehidupan  kita  secara  utuh,  tidak  parsial.  Dorongan  itu  bisa  disublimasi  menjadi potensi yang positif untuk berprestasi bila ditangai secara benar.
4.    para  remaja  kita  sekarang  ini  (khususnya  di  kotakota  besar  termasuk  di Pontianak) telah mengalami pergeseran nilai yang cukup signifikan terhadap seks ini. Pergaulan bebas, pornografi, pornoaksi, seks bebas (free sex), intercouse,  sex pranikah, dan berbagai aktivitas seksual lainnya bukan lagi sesuatu  yang  asing  bagi mereka.  Mereka  begitu  permisif  dengan  halhal  tersebut.  Di  mata  mereka,  di  dalam seks hanya ada kesenangan. Sementara sisi buram akibat perbuatan mereka hampir tidak pernah dipikirkan.
5.    banyak remaja yang kurang bahkan  tidak  mempunyai  pemahaman  yang memadai  tentang  masalah  cinta  dan  seks  ini.  Banyak  diantara  mereka  yang  tidak mengenal  organ  tubuhnya  sendiri  secara  baik,  sementara  tingkat keingintahuan mereka  mengenai  masalah  seks  ini  begitu  besar.  Untuk  memenuhi  keingintahuan mereka yang begitu besar tersebut, mereka mencarinya secara sembunyisembunyi. Akibatnya, tidak sedikit di antara mereka yang terjebak dalam informasi yang salah bahkan  menyesatkan  yang  dapat  membahayakan  perkembangan  mental mereka. Untuk  semua  fakta  itulah,  informasi  yang  jelas,  lugas  dan  komprehensif  perihal makna hakiki cinta dan seks dengan  segala  dampak  yang  ditimbulkannya  mutlak diperlukan.

Remaja aset bangsa dan agama
Persoalan  remaja  saat  ini  sudah  masuk  dalam  tataran  kritis  dan  sulit dikendalikan.  Hal  ini  menjadikan  berbagai  kalangan  merasa  cemas dan berupaya menemukan  langkahlangkah  penyelesaiannya.  Bagaimanapun  juga  remaja  adalah aset  negara,  agama,  dan  penerus perjuangan  generasi  sebelumnya.  Secara  kejiwaan remaja  mempunyai  energi  yang  berpotensi  menghasilkan  kecermelangan  berfikir dalam menemukan ide dan inovasi baru yang penuh kedinamisan. Namun potensi ini harus  diimbangi  dengan  kejelasan  arah  dan  tujuan  hidupnya.  Ketika  remaja  kosong dengan tujuan hidup yang benar, pemanfaatan potensi ini akan beralih pada keadaan yang justru merugikan bahkan menghancurkan kehidupannya.
Sebagaimana  pernyataan  yang  dikeluarkan  presiden  RI  bahwa  endemik  ganda narkoba  dan  HIV/AIDS  telah  mencapai  keadaan  yang  mengkuatirkan eksistensi negara.  Beliau  menyarankan  langkah  antisipatif  dengan  3T-nya:
1.    Tingkatkan kepemimpinan dan upaya pencegahan.
2.    Tingkatkan layanan kesehatan komprehensif, profesional  dan  manusiawi.
3.    Tingkatkan  mobilisasi  sumber  dana  dan  daya.
Banyak  pula  pernyataan  solutif  yang  diberikan  para  praktisi  kesehatan,  psikologi bahkan  pemerhati  remaja  tentang cara terbaik bagaimana mencegah semakin menjamurnya kasus endemik ganda yang merusak generasi bangsa.
Pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja sekarang sudah menjadi wabah yang setiap saat bisa melahirkan  berbagai  penyakit  fisik  dan  psikososial.  Sebagian  praktisi  mengatakan remaja putri merupakan pihak yang sangat dikorbankan akibat pergaulan bebas ini Untuk itu perlu memberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksinya sehingga remaja memahami tentang dirinya, keunikan organ reproduksinya. Dengan demikian remaja  mampu  memberikan  keputusan  tepat  dan  bertanggung  jawab  terhadap penggunaan organ reproduksinya. Selain itu dengan dalih kedaruratan,  diambil langkahlangkah  penyelesaikan  seperti  ATM  kondom  untuk  mencegah  penularan HIV/AIDS,  anjuran  pemakaian  jarum  steril  saat  mengonsumsi  narkoba,  kemudahan sarana  untuk  melakukan  aborsi  aman  yang  sebenarnya  justru  akan memfasilitasi semakin  berkembangnya  seks  bebas  berikut  juga  dampaknya.
Sekali  lagi  kita selalu dihadapkan dengan kenyataan bahwa kenaikan kasus dampak dari pergaulan bebas yang  terjadi  di  masyarakat  terutama  remaja  semakin  tidak  terkendali.  Ibarat fenomena  gunung  es  dampak  pergaulan  bebas  dan  seks  bebas  yaitu meningkatnya pemakai  narkoba,  berkembangnya  penyakit  menular  seksual  terutama  HIV/AIDS yang  akan  menghancurkan  aset  termahal  bangsa  ini.

Referensi :
http://www.bangkapos.com/opini.php?id=551 
http: www.halalsehat.com ,
http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NTczNjM=
http://beritapendidikan.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=16&artid=1176
http://ruuappri.blogsome.com/2006/06/11/seksbebasmasuksekolahsalahsiapa/








0 komentar:

Posting Komentar